tag:blogger.com,1999:blog-82876539708825698472024-03-09T04:45:39.307+07:00Kisah, Cerita, Islam, Sedekah dan Kata MutiaraMENEBAR KEBAHAGIAN DAN KASIH SAYANG BERSAMABaihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-36269195103575207672010-08-10T17:14:00.002+07:002010-08-10T17:16:52.510+07:00Marhaban Ya RamadhanAssalamualaikum Wr, Wb.<br /><br />Tidak terasa bulan yang penuh berkah ini datang lagi.<br />Semoga ibadah tahun ini akan berjalan lancar dan di ridhoi Allah SWT.<br /><br />Selamat Menunaikan Ibadah Puasa<br />Mohon Maaf Lahir & BatinBaihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-13278877081535697422010-06-17T12:13:00.002+07:002010-08-10T17:18:33.286+07:00Target dan Tujuan<div class="fullpost">Kalau kita lihat setiap perusahaan mempunyai target dan tujuan yang akan di capai per tahunnya.<br />Seperti Conoco aja targetnya tertuang dalam goal PA masing2 department. Dan tujuan akhirnya tetaplah memberikan keuntungan bagi para shareholders.</div><div class="fullpost"><br />Seharusnya kita pun sebagai manusia mempunyai target2 dalam kehidupan yang harus di capai beserta tujuannya.<br />Karena dengan mempunyai target tersebut, kita bisa mengevaluasi sampai dimana pencapaian diri kita<br />Apakah masih dalam On The Track atau sudah menyimpang cukup jauh.</div><div class="fullpost"><br />Misal ni tahun 2010 :<br />1. Target Agama : Saya akan continue bersedekah setiap bulan 1/3 dari gaji basic saya : ). Misal ini loh, kalo gak sanggup ya dikecilin.<br />2. Target Keuangan : Saya akan mempunyai bisnis atau emas batangan 50 gram : ). Misal juga ini<br />3. dan seterusnya……………<br />Dan target ini harus ditulis dan selalu diingat kemudian di review setiap misal 1 bulan or 3 bulan sekali.</div><div class="fullpost"><br />Saya misalkan ni contoh.<br />Target : Saya akan continue solat berjamaah di Masjid. Tujuan : Jelas mendapat pahala yang berlipat dan silahturahmi.</div><div class="fullpost"><br />Apa yang harus saya lakukan :<br />1. Mencari atau mendownload jadwal solat.<br />2. Memasang alarm di HP atau jam waker<br />3. Memberikan sebuah kompensasi jika kita tidak melakukan hal-hal untuk mencapai target tsb, contoh : Subuh dan Asar 10 ribu yang lainnya 5 ribu, untuk setiap solat<br />yang kita tinggalkan tanpa berjamaah dan diinfakkan kemasjid uangnya, tapi yang Iklas ya!!! Biar dapet dua pahala : ).<br />4. Dan seterusnya……..<br />Kenapa harus ada target, agar hidup ini lebih bergairah, semangat dan otak kita tidak dalam posisi stagnan.</div><div class="fullpost"><br />Jadi mulai sekarang buatlah target dan tujuan anda, dan catat serta review agar anda tidak menyimpang terlalu jauh serta tetap dalam Track anda.</div><div class="fullpost"><br /><span style="color:#3333ff;">Target anda bisa saja:<br /></span>Ingin pergi Umroh atau Haji 3 tahun lagi.<br />Ingin membangun panti asuhan 15 tahun lagi.<br />Ingin mempunyai kebun karet 10 hektar 2 tahun lagi.<br />Ingin mempunyai bisnis sampingan dengan penghasilan yang bukan sampingan.<br />Ingin punya anak 10.<br />Ingin punya tabungan 1 M 10 tahun lagi.<br />Ingin punya properti yang disewakan 5 buah.</div><div class="fullpost"><br />Dan masih banyak lagi, disesuaikan dengan kebutuhan anda. Karena masing2 manusia mempunyai cara pandang yang berbeda.</div><div class="fullpost"><br />Jadi Apa Target Anda Sekarang? </div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-78993782116809463272010-04-20T22:46:00.001+07:002010-04-24T13:16:00.001+07:005 Tingkatan Sumber Rezeki Menurut Islam<div class="fullpost">Dalam Islam ada 5 tingkatan sumber rezeki dari yang tertinggi dan yang paling rendah. Tingkatan ini dikelompokkan berdasarkan tingkat keyakinan dan ketakwaan daari orang yang menggantungkan rezekinya dari sumber-sumber tersebut.</div><div class="fullpost">Ke-5 tingkatan tersebut adalah:</div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"><strong>1. Dakwah</strong></div><div class="fullpost">Merupakan sumber rezeki yang paling tinggi terutama dakwah yang mengajak manusia untuk taat kepada Allah SWT untuk kebutuhan di akhirat. Untuk keperluaan dunia teknik dakwah ini diadopsi menjadi teknik MLM dan referal dan pemasaran jaringan yang keuntungannya juga sangan berlimpah tapi hanya untuk kebutuhan di dunia karena hanya mengajak manusia untuk melakukan sesuatu demi point dan bonus-bonus yang sifatnya sementara dan kadang penuh tipu daya : ).</div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"><strong>2. Berniaga/pedagang/wiraswasta/pengusaha</strong></div><div class="fullpost">Adalah sumber rezeki dengan tingkatan kedua yang menghasilkan rezeki yang juga bergantung kepada keyakinan kepada Allah SWT. Karena orang yang berniaga ini kadang untung dan kadang rugi. Bagi pedagang yang jujur dan sholeh selalu beribadah dan mohon kepada Allah agar diberikan keuntungan yang besar dan tak lupa berzakat dan bersedekah jika mendapatkan keuntungan yang melimpah.</div><div class="fullpost">Bagi pedagang yang jahat akan melakukan tindakan curang dan menipu timbangan dan melakukan praktek perdukunan yang musrik dengan alasan penglarisan dll, agar mendapat keuntungan yang banyak dan pelit karena ingin menimbun harta saja.</div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"><strong>3. Petani/peternak/nelayan.</strong></div><div class="fullpost">Menggantungkan keyakinan sepenuhnya dari Allah SWT karena apapun yang dilakukan hanya Allah yang bisa menumbuhkan dan Allah yang memperbanyak ternak dan ikan di lautan. Ketakwaan akan terbentuk dan bersyukur jika panen melimpah dan selalu berzakat dan sedekah.</div><div class="fullpost">Jika keyakinan salah maka akan menganggap hasil kerja keras dan usahanya yang membuat panen berlimpah dan akhirnya lupa diri dan tidak mau sedekah dan jika gagal akan putus asa dan menyalahkan alam dan musim serta lain sebagainya.</div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"><strong>4. Pegawai/PNS/buruh/karyawan</strong></div><div class="fullpost">Keyakinan tiap bulan gajian akan menyebabkan keyakinan kepada Allah sebagai pemberi rezeki sedikit berkurang, selalu bergantung pada perusahaan atau atasan, kurang adanya tantangan dalam berusaha meningkatkan diri karena tidak ada tantangan. Jarang berdoa untuk memohon rezeki yang banyak karena sudah tau gajinya tiap bulan berapa : ), jarang berzakat karena tidak pernah ada yang bisa dikumpulkan karena tiap akhir bulan gaji tidak cukup untuk belanja dan keperluan dan membayar cicilan. Dan parahnya tingkatan ini hanya 1 tingkat di atas pengemis/peminta-minta.</div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"><strong>5. Pengemis/peminta sedekah/sumbangan</strong></div><div class="fullpost">Profesi ini ada dua jenis ada yang legal dan ilegal : ). Yang legal ada organisasi dan yayasan serta memiliki donatur tetap maupun tidak tetap, cara memintanya sangat halus, hanya dengan menyodorkan proposal ke kantor-kantor dan pengusaha-pengusaha. Yang ilegal adalah pengemis di jalan2 yang memang sangat membutuhkan dan hidup sebagai gelandangan.</div><div class="fullpost"> </div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost">Maaf... profesi anda pada tingkatan yang mana......???? : )</div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-85458583706434851372010-04-18T22:46:00.004+07:002010-04-18T23:06:52.100+07:00Mabuk Dalam Cinta Terhadap Allah SWT<div class="fullpost">Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s yang berada dihadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya." Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat itu."</div><div class="fullpost"><br />Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk itu, maka kamu mintalah untukku setengahnya. "Oleh karena keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah SWT, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ. Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang ditempat tersebut, dan berkata salah seorang yang berada di situ bahwa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung. </div><div class="fullpost"><br />Setelah Nabi Isa a.s mendengar penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu. "Selesai Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-gunung dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit. Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s."Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya." </div><div class="fullpost"><br />Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu. </div><div class="fullpost">1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia. </div><div class="fullpost">2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia. </div><div class="fullpost">3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya. </div><div class="fullpost"> </div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost">Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :<br />1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.<br />2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.<br />3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.<br />4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.<br />5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur." </div><div class="fullpost"><br /> </div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost">Semoga Allah SWT menjauhkan kita dan anak keturunan kita dari hal yang demikian. Aminn.</div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-34571888126672902552010-02-24T05:30:00.000+07:002010-04-24T13:14:05.450+07:00Gurau dan Canda Rasulullah SAW<div class="fullpost">Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja.</div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost">Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata, "Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya."Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah SAW. "Ia tidak mampu", kata perempuan itu."Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta"."Ia tidak mampu".Para sahabat yang berada di situ berkata, "bukankah unta itu juga anak unta?"</div><div class="fullpost"><br />Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,"Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu". "Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah SAW.Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, "kenapa kamu ini?". "Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata istrinya menerangkan. "Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.</div><div class="fullpost"></div><div class="fullpost">Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam syurga". "Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua". Perempuan itu lalu menangis. Rasulullah menjelaskan, "tidakkah kamu membaca firman Allah ini,<br />Serta kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".</div><div class="fullpost"><br />Para sahabat Rasulullah SAW suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh. Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.<br /></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-32184394278742800462010-01-13T11:47:00.002+07:002010-01-13T11:53:07.463+07:00Kisah Ummu Salamah r.a<div class="fullpost"><div class="fullpost">Lembaran sejarah hijrah Ummat Islam ke Madinah, barangkali tidak bisa melupakan torehan tinta seorang ibu dengan putrinya yang masih balita. </div><div class="fullpost">Keduanya, hanya dengan mengendarai unta dan tidak ada seorang lelakipun yang menemaninya, meski kemudian ditengah jalan ada orang yang iba dan kemudian mengantarnya. Berani menembus kegelapan malam, melewati teriknya siang dan melawan ganasnya padang sahara, mengarungi perjalanan yang amat panjang dan melelahkan, kurang lebih 400 km. Dialah Salamah dan ibunya, Hindun bin Abi Umayyah atau sejarah lebih sering menyebutnya dengan Ummu Salamah. </div><div class="fullpost"><br /></div><div class="fullpost">Ummu Salamah adalah putri dari pemuka kaum kaya dibani Mughirah, Abi Umayyah. Parasnya jelita dan ia adalah seorang yang cerdas. Setelah menginjak usia remaja ia dinikahkan dengan Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi. Lalu keduanya berkat hidayah Allah SWT menyatakan keislamannya. </div><div class="fullpost">Ketika kaum Muslimin berhijrah keMadinah, keduanya ikut pula didalamnya, meski tidak dalam waktu yang bersamaan. Abdullah (Abu Salamah) berangkat terlebih dahulu, setelah itu Ummu Salamah menyusul seorang diri dengan anaknya. Lalu mulailah mereka berdua menjalani kehidupannya bersama anak-anaknya dikota Madinah tercinta. </div><div class="fullpost"><br /></div><div class="fullpost">Tapi tak lama kemudian Abu Salamah akibat luka yang dideritanya semenjak perang Uhud meninggal dunia. Akhirnya Ummu Salamah pun seorang diri mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Kemudian datanglah Abu Bakar r.a untuk melamarnya, juga Umar bin Khattab r.a. Namun dengan lemah lembut kedua lamaran tersebut ia kembalikan. </div><div class="fullpost">Setelah itu datang pula utusan Rasulullah SAW untuk meminangnya. Ummu Salamah pun menolaknya dengan berbagai pertimbangan. Namun setelah mendapat penjelasan dari Rasulullah SAW akhirnya ia menerima lamaran tersebut. </div><div class="fullpost"><br /></div><div class="fullpost">Diantara para istri Rasulullah SAW, Ummu Salamah adalah istri yang tertua. Dan untuk menghormatinya, Rasulullah SAW sebagaimana kebiasaannya sehabis sholat Ashar, beliau mengunjungi istri-istrinya maka beliau memulainya dengan Ummu Salamah r.a dan mengakhirinya dengan Aisyah r.a </div><div class="fullpost">Ummu Salamah wafat pada usia 84 th, bulan Dzul-Qo`dah, tahun 59 Hijrah dan dikebumikan diBaqi`. </div><div class="fullpost">Wallahu a`lam bish-Showab. </div><div class="fullpost">( Diolah dari Shifatus Shofwah, Ibnu Jauzi;Min `Alamin Nisa;M.Quthb,dll) </div><div class="fullpost"><br /></div><div class="fullpost">Oleh : </div><div class="fullpost">Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia </div><br /><br /></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-49310608127371476632009-12-04T11:29:00.003+07:002009-12-04T11:46:40.571+07:00Nabi Idris a.s dan Pedoman Hidupnya<div class="fullpost">Nabi Idris a.s adalah keturunan ke-enam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla'iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam a.s dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith. Nabi Idris a.s menurut riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk agama Allah SWT, mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah SWT serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai berusia 82 tahun. </div><div class="fullpost"><br />Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :</div><div class="fullpost">1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah SWT membawa kemenangan. </div><div class="fullpost">2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafa'at dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya. </div><div class="fullpost">3. Bila kamu memohon sesuatu daripada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula puasa dan sembahyangmu. </div><div class="fullpost">4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa. </div><div class="fullpost">5. Bertaatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah. </div><div class="fullpost">6. Janganlah mengiri orang yang mujur nasibnya kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya. </div><div class="fullpost">7. Barang siapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya. </div><div class="fullpost">8. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperoleh, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah SWT dari nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.<br /></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-26091419660167089872009-12-04T11:20:00.002+07:002009-12-04T11:26:41.105+07:00Kisah Asal Usul Hajar Aswad<div class="fullpost">Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Ka'bah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Ka'bah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail terus berusaha untuk memperbaiki dan melengkapi pembangunannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung. Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembangunan Ka'bah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Ka'bah. Nabi Ibrahim berkata kepada Nabi Ismail, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia." </div><div class="fullpost"><br />Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?" </div><div class="fullpost"><br />Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)." Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka'bah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja. Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka'bah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam. </div><div class="fullpost"><br />Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenankan doa. Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyekutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah. Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."<br /><br /></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-80256684682261395642009-11-24T08:22:00.006+07:002009-11-24T08:34:45.356+07:005 Kata Mutiara hari ini<div class="fullpost"><p class="MsoNormal" style="margin-left:27.0pt;text-align:justify;text-indent: -27.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo1;tab-stops:list 27.0pt"><span class="Apple-style-span" style=" line-height: normal; font-family:'Times New Roman';font-size:9px;"></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left:27.0pt;text-align:justify;text-indent: -27.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo1;tab-stops:list 27.0pt"><span class="Apple-style-span" style="font-family:Arial;"></span></p><span class="Apple-style-span" style="font-family:Arial;"><p class="MsoNormal" style="margin-left:27.0pt;text-align:justify;text-indent: -27.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo1;tab-stops:list 27.0pt"></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;tab-stops:list 27.0pt"></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;tab-stops:list 27.0pt"></p><ol><li>Kesuksesan seseorang adalah apabila Allah telah ridho terhadapnya (Aidh Al-Qarni)</li><li>Seseorang akan menjadi bijaksana ketika mulai menghitung sedalam apa kira-kira kebodohannya. (Gian Carlo Menotti, 1911)</li><li>Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut, karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai (Mario Teguh)</li><li>Hati seorang ibu sangat dalam, dan di dasar hatinya yang paling dalam anda akan selalu menemukan pintu maaf (Honore de Balzac, 1799)</li><li>Mengorganisasikan perdamaian lebih sulit daripada memenangkan pertempuran. Dan buah kemenangan akan lenyap apabila jika perdamaian tidak diatur dengan baik (Aristoteles, 384)</li></ol><p></p> <p></p><p></p></span><p></p><p></p></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-20728594198363469102009-10-18T05:03:00.001+07:002009-10-18T05:05:57.645+07:00Mangkuk yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut<div class="fullpost">Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abu Bakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut). </div><div class="fullpost"><br />Abu bakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".</div><div class="fullpost"><br />Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".</div><div class="fullpost"><br />Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". </div><div class="fullpost"><br />'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".</div><div class="fullpost"><br />Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-jilbab itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".</div><div class="fullpost"><br />Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". </div><div class="fullpost"><br />Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".</div><div class="fullpost"><br />Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".<br /><br /></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-89194622355189772692009-09-27T22:10:00.004+07:002009-10-18T04:40:14.567+07:00Kisah Seorang Kristian Masuk Islam Berkat Memuliakan Asyura<div class="fullpost">Alkisah disebutkan bahawa di kota Array terdapat Qadhi yang kaya-raya. Suatu hari kebetulan hari Asyura' datanglah seorang miskin meminta sedekah. Berkatalah si miskin tadi, "Wahai tuan Qadhi, adalah saya seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan daripada tuan, maka berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan duit dua dirham."Qadhi menjawab, "Datanglah selepas waktu zohor!"<br />Selepas sembahyang zohor orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya si Qadhi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi selepas sembahyang Asar. Apabila dia datang selepas waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si Qadhi tidak memberikan apa-apa. Maka beredarlah simiskin dari rumah si Qadhi dengan penuh kecewa.Di waktu si miskin jalan mencari-cari, ia melintas di depan seorang kristian sedang duduk-duduk di hadapan rumahnya. Kepada orang Kristian itu si miskin minta sedekah, "Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah untuk menyara keluarga saya."<br />Si Kristian bertanya, "Hari apakah hari ini?""Hari ini hari Asyura", kata si miskin, sambil menerangkan keutamaan dan kisah-kisah hari Asyura'. Rupanya orang Kristian itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah dan hatinya berkenan untuk memberi sedekah.Berkata si Kristian, "Katakan apa hajatmu padaku!"Berkata si peminta sedekah, "Saya memerlukan sepuluh keping roti, lima ketul daging dan wang dua dirham sahaja."Dengan segera ia memberi si peminta sedekah semua keperluan yang dimintanya. Si peminta sedekah pun balik dengan gembira kepada keluarganya. Adapun Qadhi yang terkejut telah bermimpi di dalam tidurnya.<br />"Angkat kepalamu!" kata suara dalam mimpinya. Sebaik sahaja ia mengangkat kepala, tiba-tiba tersergam di hadapan matanya dua buah bangunan yang cantik. Sebuah bangunan diperbuat dari batu-bata bersalut emas dan sebuah lagi diperbuat daripada yaqut yang berkilau-kilauan warnanya. Ia bertanya, "Ya Tuhan, untuk siapa bangunan yang sangat cantik ini?"Terdengar jawapan, "Semua bangunan ini adalah untuk kamu andaikan sahaja kamu mahu memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini bangunan itu dimiliki oleh seorang Kristian."<br />Apabila Qadhi bangun dari tidurnya, iapun pergi kepada Kristian yang dimaksudkan dalam mimpinya.Qadhi bertanya kepada si Kristian, "Amal apakah gerangan yang kau buat semalam hingga kau dapat pahala dua buah bangunan yang sangat cantik?"Orang Kristian itu pun menceritakan tentang amal yang diperbuatnya bahawa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura' itu.Kata Qadhi, "Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirham."Kata si Kristian, "Ketahuilah wahai Qadhi, sesungguhnya amal baik yang diterima oleh Allah tidak dapat diperjual-belikan sekalipun dengan harga bumi serta seisinya."<br />Kata Qadhi, "Mengapa anda begitu kedekut, sedangkan anda bukan seorang Islam?"Ketika itu juga orang Kristian itu membuang tanda salibnya dan mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. </div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-23742074438378220342009-08-13T05:25:00.002+07:002009-08-13T23:30:09.945+07:00Permohonan si Miskin dan si Kaya<div class="fullpost">Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya danjuga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. </div><div class="fullpost">Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, "<em>Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya</em>. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "<em>saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT</em>. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, <em>Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja</em>"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. </div><div class="fullpost">Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "<em>Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu</em>. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, "<em>wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT</em>?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. </div><div class="fullpost">Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT. </div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-30371435837723697652009-07-24T00:36:00.021+07:002009-07-25T21:38:35.257+07:00Membangun Izzah Melalui Kegemaran Berinfaq<div align="left"><span style="font-family:georgia;"><span style="color:#cc9933;"><strong><span style="color:#996633;">Oleh: Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc</span>.</strong><br /></span><span style="color:#000099;">Bismillahirrahmanirrahim </span></span></div><span style="font-family:georgia;"><span style="color:#000099;"><div align="left"><br /></span>Izzah (harga diri) dalam pengertian tidak menyandarkan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari pada seseorang/kelompok, tetapi hanya kepada Allah SWT, sebagai sumber rizki yang bersifat absolut, dan sumber dari segala sumber, adalah merupakan karakter dan watak seorang muslim dan mukmin. Izzah bukan sombong dan takabbur, tetapi justru rendah hati yang dibingkai oleh ketaqwaan, ketegaran dan keistiqomahan. Izzah hendaklah menjadi gaya hidup seorang muslim.</div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="left"></span><span style="font-family:georgia;"><br />Izzah disamping dibangun melalui berbagai kegiatan ibadah, seperti shaum, shalat-lail, juga dengan menumbuhkan kegemaran berinfaq. Berinfaq dengan harta yang kita cintai, akan menumbuhkan izzah, dan akan menumbuhkan kekuatan tangan di atas (tangan pemberi), sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW: </span><span style="font-family:georgia;"><em>“Tangan di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan di bawah (penerima).” (<strong>HR. Ahmad dari Ibn Umar</strong>). </em></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><em><br /></div></em></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Kegemaran berinfaq yang dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan optimisme dalam menatap setiap persoalan hidup dan menatap masa depan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 274: </span><span style="font-family:georgia;"><em>“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” </em></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><em><br /></div></em></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Sebaliknya, menjadi peminta-minta dan mengandalkan pemenuhan kebutuhan hidup pada orang lain – padahal ia mampu bekerja, karena fisik masih sehat, apalagi usia masih muda – adalah perbuatan yang tidak terpuji, dan selayaknya dijauhi dan ditinggalkan. </span></div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Orang tidak akan pernah kaya karena meminta-minta, bahkan cenderung akan semakin miskin. Rasulullah SAW bersabda: </span><span style="font-family:georgia;"><em>“Ada tiga hal yang aku ketahui bahwa ketiga hal tersebut adalah pasti (benar). Yaitu tidaklah seseorang memberi maaf terhadap perbutan aniaya, melainkan Allah SWT akan menambahkan kemuliaan kepadanya; tidaklah sekali-kali seseorang merelakan dirinya untuk meminta-minta dengan tujuan untuk memperkaya diri, melainkan Allah SWT akan menambah kefakirannya dengan sebab perbuatannya itu (sifat meminta-minta); dan tidaklah sekali-kali seseorang merelakan dirinya bershadaqah demi mengharapkan keridlaan Allah SWT, melainkan Allah akan semakin menambah kekayaannya.” (HR. Baihaqiey dari Abu Hurairah).<br /></em><span style="color:#666666;">Wallahu A’lam bi ash-Shawab.</span></span></div><div align="left"><a href="http://pkesinteraktif.com/"><span style="font-family:georgia;">Dari : pkesinteraktif.com</span></a></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-33698346714345783322009-07-23T23:36:00.014+07:002009-07-24T03:02:23.550+07:00Penunaian ZIS dan Silaturrahim<div align="left"><span style="font-family:georgia;"><span style="color:#000099;"><span style="font-size:130%;color:#996633;"><strong><span style="font-size:85%;">Oleh: Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc.</span></strong> </span></span></span></div><span style="font-family:georgia;"><span style="color:#000099;"><div align="left"><br /></span>Silaturrahim – saling menghubungkan dan saling mempererat kekeluargaan serta persaudaraan – adalah salah satu ajaran Islam yang sangat penting. Ketaqwaan dan silaturrahim sering digandengkan dalam satu nafas dan satu redaksi, baik di dalam al-Qur'an maupun di dalam hadits Nabi. Misalnya firman Allah dalam QS. An-Nisa' [4] ayat 1: "</span><span style="font-family:georgia;"><em>Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."<br /></em>Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa taqwa tidak akan sempurna tanpa didukung oleh kegiatan membangun dan memperkuat silaturrahim, demikian pula silaturrahim tidak akan bermakna dalam pandangan Allah SWT, tanpa dilandasi dengan ketaqwaan. </span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><br /></div></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Silaturrahim tentu saja bukanlah semata-mata bertemu secara fisik (bermuwajahah dan bersalam-salaman), akan tetapi juga dalam bentuk ta'awun (saling tolong menolong) antara seseorang atau sekelompok orang dengan orang atau kelompok lainnya. Tidak mungkin silaturrahim akan terjaga dengan baik, kalau tidak ada kesiapan untuk membagi dan memberi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Anas, Rasulullah SAW bersabda: "</span><span style="font-family:georgia;"><em>Barangsiapa yang tertidur karena kekenyangan, sementara tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan (padahal dia mengetahui dan dia membiarkannya), maka dia tidak dianggap (tidak termasuk) umatku (Rasulullah SAW)." </em></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><em><br /></div></em></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Penunaian ZIS (zakat, infaq dan shadaqah) salah satu tujuan utamanya adalah untuk membangun dan memperkuat silaturrahim, terutama antara kelompok orang yang berpunya dan orang-orang yang tidak berpunya (orang-orang miskin dan dhuafa). </span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><br /></div></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Penunaian ZIS akan menumbuhkan perasaan saling menyayangi, yang merupakan esensi dan substansi dari silaturrahim. Orang yang suka ber-ZIS akan dekat dengan Allah, dekat dengan sesama Allah, dengan dengan syurga dan jauh dari neraka. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW bersabda: </span><span style="font-family:georgia;"><em>“Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan syurga, dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi ia pemurah, itu lebih dicintai oleh Allah daripada ahli ibadah, tapi ia bakhil”. (HR. Tirmidzi). </em></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><em><br /></div></em></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Karena itu, mari kita tunaikan ZIS dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, agar silaturrahim yang dibangun selama ini akan lebih bermakna dan berfungsi lagi. Sehingga kekeluargaan dan persaudaraan akan semakin terbangun dengan solid. <span style="color:#666666;">Amien.</span></span><span style="font-family:georgia;"><span style="color:#666666;"><br /></span><a href="http://pkesinteraktif.com/">Dari : pkesinteraktif.com</a></span></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8287653970882569847.post-58548590530047649882009-07-23T23:10:00.008+07:002009-07-24T03:02:53.773+07:00Meningkatkan Kesejahteraan Fakir Miskin<div align="left"><span style="color:#ffcc33;"><span style="color:#ffcc33;"></span><strong><span style="font-family:georgia;color:#996633;">Oleh: Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc.</span><br /></strong></span><span style="color:#000099;">Bismillahirrahmanirrahim </span></div><span style="color:#000099;"><strong><div align="left"><br /></strong></span><span style="font-family:georgia;">Secara eksplisit dikemukakan dalam UUD ‘45, bahwa fakir miskin dipelihara negara. Hal ini menunjukkan komitmen para pendiri negara ini untuk selalu memperjuangkan nasib mereka. Mereka adalah anak-anak bangsa juga yang tidak sepantasnya dibiarkan dan ditelantarkan. Jika membiarkannya adalah sama dengan menentang diktum-diktum yang terdapat dalam UUD ’45 tersebut. </span></div><div align="left"></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Akan tetapi sangat disayangkan, turunan dari UUD ’45 tersebut, seperti undang-undang misalnya, tidak ada yang secara eksplisit menyebutkan keberpihakan kepada fakir miskin ini, meskipun harus diakui bahwa pemerintah telah mengeluarkan dana yang cukup untuk mengentaskannya. APBN tahun ini saja telah mengalokasikan dana sebesar 60 triliun untuk keperluan pengentasan kemiskinan. </span></div><div align="left"></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Ketiadaan keberpihakan secara eksplisit inilah mungkin salah satu penyebab mengapa dari tahun ke tahun jumlah orang miskin di negara kita semakin bertambah. Berdasarkan data yang ada, tingkat kemiskinan tahun 2006 mencapai angka 39,5 persen, lebih tinggi daripada angka kemiskinan tahun lalu yang mencapai 35,1 persen. Begitu pula dengan angka pengangguran yang mencapai 11 persen di tahun 2006 ini. Keduanya menjadi indikator betapa bangsa kita masih belum mampu melepaskan diri dari keterpurukan ini. </span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><br /></div></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Berbeda halnya dengan instrumen zakat. Secara jelas, tegas, dan gamblang , bahwa zakat itu ditujukan untuk memberikan kesejahteraan kepada fakir miskin. Disebutkan dalam <strong><em>QS. At-Taubah ayat 60</em></strong>, bahwa golongan yang pertama dan kedua yang berhak menerimanya, adalah golongan fakir dan miskin. Contoh yang lain misalnya, dalam pelaksanaan kewajiban zakat fitrah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikemukakan, </span><span style="font-family:georgia;"><em>bahwa Rasulullah Saw. mewajibkan zakat fitrah kepada kaum muslimin, yang bertujuan untuk mensucikan jiwa orang yang berpuasa, dan untuk memberikan makanan pada fakir-miskin.”</em></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><em><br /></div></em></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;"></span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Karena itu, diperlukan komitmen kita semua (pemerintah, Badan Amil Zakat, MUI, LSM maupun masyarakat secara lebih luas) untuk mendorong agar instrumen zakat ini semakin dimanfaatkan secara optimal. Zakat disamping dipandang sebagai kewajiban agama (rukun Islam yang ketiga), juga harus dianggap sebagai kebutuhan dan keniscayaan dalam mengangkat harkat dan derajat kaum fakir miskin. </span></div><div align="left"><span style="font-family:georgia;"><br /></div></span><div align="left"><span style="font-family:georgia;">Jika pengelolaan zakat, dilandasi dan dibingkai dengan undang-undang yang tegas yang tidak multi tafsir, dan dilakukan oleh Badan/Lembaga Amil Zakat yang amanah dan profesional, insya Allah kesejahteraan kaum fakir miskin akan semakin bisa ditingkatkan.<br /><strong><span style="color:#666666;">Wallahu A’lam bi ash-Shawab</span></strong>.</span></div><div align="left"><a href="http://pkesinteraktif.com/">Dari : pkesinteraktif.com</a></div>Baihakihttp://www.blogger.com/profile/13993743728666647946noreply@blogger.com0